Selasa, 07 Februari 2012

CONTOH SKRIPSI BAB I


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Peranan guru dalam dunia pendidikan sangat penting karena mereka adalah ujung tombak program pendidikan dan salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu masalah kualitas guru selalu memperoleh perhatian dalam pembicaraan karena menyangkut kualitas pendidikan.
  Agar peserta didik belajar secara aktif dan memperoleh hasil prestasi yang maksimal, guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna, sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.
Penggunaan suatu metode pembelajaran yang tepat akan membantu kelancaran, efektivitas, dan efisiensi pencapaian tujuan  pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa metode  pembelajaran dalam menyajikan materi pelajaran berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan siswa.
Salah satu model pembelajaran sebagai alternatif utama adalah model cooperative learning (model pembelajaran gotong royong). Model ini didasari oleh falsafah homo homini socius, yang menekankan manusia adalah makhluk sosial. Ini mengandung arti, kerjasama merupakan kebutuhan sangat penting model pembelajaran cooperative learning merupakan model pembelajaran yang tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Unsur dasarnya yang membedakan dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal - asalan. Saling ketergantungan positif mengandung makna keberhasilan suatu karya bergantung pada usaha setiap anggota. Ini mengakibatkan siswa merasa bertanggung jawab.
       Berdasarkan hasil interview dan observasi awal peneliti dengan guru IPA MTs Hasanuddin Poncol khususnya kelas VIII B untuk tingkat pemahaman konsep pada  pembelajaran IPA masih rendah, yang berakibat prestasi belajar siswa rendah. Hasil  ulangan semester gasal tahun pelajaran 2011/2012 dengan SKBM 75 untuk kelas VIII B yang berjumlah 32 siswa mencapai ketuntasan belajar  secara klasikal 60% (19 siswa) dan 40% (13 siswa) remidial.  Keaktifan siswa dalam berdiskusi baru mencapai 45% (14 siswa) masuk kategori aktif dan 55% (18 siswa) kurang aktif dalam diskusi kelompok. Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, cenderung pasif terhadap pelajaran.
       Metode  pembelajaran yang diaplikasikan dikelas oleh guru IPA sebenarnya sudah terbiasa menggunakan Cooperative Learning dalam bentuk diskusi kelompok. Kegiatan diskusi hanya membahas soal yang diberikan guru dan hasil diskusi ditulis dipapan tulis oleh perwakilan masing-masing kelompok. Siswa juga kurang aktif menyampaikan pendapat dan kurang bisa mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Letak geografis sekolah MTs Hasanuddin Poncol berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu faktor kurangnya pemahaman konsep belajar siswa. Siswa dengan nilai bagus dan ekonomi yang mampu akan lebih memilih bersekolah di Magetan kota atau di Provinsi Jawa Tengah , sedangkan siswa dengan nilai sedang sampai rendah akan tetap diterima tanpa adanya proses seleksi.
              Kelebihan menggunakan metode pembelajaran Cooperative Learning menggunakan model problem posing adalah siswa dapat merumuskan atau membuat masalah/soal sendiri berdasarkan stimulus yang diberikan. Sedangkan tipe cooperative integrated reading and compotition adalah pengajaran kooperatif terpadu sehingga siswa mempunyai kemampuan membaca dan memahami, serta kemudian menuliskan hasil pemikirannya.
Berdasarkan permasalahan diatas, guru berupaya untuk meningkatkan pemahaman konsep belajar siswa pada pembelajaran IPA. Untuk itu diperlukan penggunaan metode pembelajaran Cooperative Learning dalam bentuk diskusi kelompok dengan menggunakan model problem posing dan cooperative integrated reading and compotition yang merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan aktifitas belajar dan pemahaman konsep siswa.

B.   Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran IPA kelas VIII B MTs Hasanuddin adalah sebagai berikut:
  1. Kurangnya pemahaman konsep siswa pada pembelajaran IPA.
  2. Masih kurangnya kemampuan siswa untuk mengungkapkan pendapat melalui presentasi hasil diskusi.
  3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi dan monoton sehingga siswa kurang bersemangat untuk belajar.
C.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah perbedaan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe problem posing  dan tipe cooperative integrated reading and compotition dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas VIII B MTs hasanuddin poncol tahun pelajaran 2011/2012 ?


D.    Tujuan Penelitian
             Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada perbedaan kemampuan siswa pada kelas yang diberi pembelajaran model kooperatif problem posing dan pembelajaran kooperatif tipe cooperative integrated reading and compotition.


E.   Manfaat Penelitian
 Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
  1. Siswa, dapat meningkatkan pemahaman konsep materi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.
  2. Guru, sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran pada proses kegiatan belajar mengajar.
  3. Sekolah, dapat memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang metode pembelajaran Cooperative Learning menggunakan model problem posing dan cooperative integrated reading and compotition dapat dijadikan masukan serta bahan pertimbangan untuk merumuskan strategi pembelajaran selanjutnya.
  4. Peneliti, untuk menambah dan meningkatkan kualitas pengetahuan peneliti tentang ilmu pendidikan yang kedepannya dapat digunakan untuk terjun didunia pendidikan. Terutama dalam pemilihan metode, model dan media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.